Laman

Minggu, 20 November 2011

Tunadaksa Berprestasi

Sudah banyak dan biasa jika seseorang memeinkan gitar. Biasanya mereka bermain gitar dengan tangan mereka, dan memetik senar dengan lihainya. Namun individu yang satu ini, sungguh luar biasa dalam bermain gitar, karena dia bermain dengan kedua kakinya. hal ini karena kedua tangannya yang mengalami kecacatan. Namun semua itu tidak membuatnya patah semangat, bahkan kini dia menjadi gitasis yang terkenal
Tidak hanya itu, ada seorang ibu-ibu yang menjadi fotografer, padahal beliau mengalami kecacatan pada kedua tangannya. Namun beliau dapat menjadi fotografer yang hebat.


Minggu, 13 November 2011

Hambatan-hambatan Individu Tunadaksa


  1. Hambatan motorik, yaitu suatu hambatan yang dialami individu yang berhubungan dengan anggota geraknya, baik itu gerak motorik halus atau gerak motorik kasar. Gerak motorik halus biasanya berhubungan dengan koordinasi gerakan yang tidak cukup tenaga untuk melakukannya. Misalnya adalah menjumput sesuatu. Sementara gerak motorik kasar adalah suatu gerakan yang membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk melakukannya. Misalnya adalah berjalan, berlari, lompat, dll.
  2. Hambatan kognitif, yaitu suatu hambatan yang dialami individu yang berhubungan dengan intelegensi individu tersebut. Hambatan ini diawali dengan hambatan mortorik yang telah diterimanya terlebih dahulu. Menurut Piaget makin besar hambatan yang dialami individu dalam berasimilasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, maka individu akan mengalami hambatan yang lebih besar pula dalam perkembangan kognitifnya. Sehingga dapat menghambat individu itu untuk melaksanakan proses adaptasi dengan berhasil.
  3. Hambatan emosi, merupakan suatu hambatan individu tunadaksa yang behubungan dengan emosi individu tersebut. Hal ini dapat terlihat dari kelainan fungsi sosial psikologis, seperti munculnya perasaan malu, rendah diri dan tidak percaya diri. Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh anak tunadaksa dapat mengakibatkan timbulnya problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, kurang dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustrasi. Oleh sebab itu, tidak jarang dari mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
  4. Hambatan sosial, yaitu suatu hambatan yang berhubungan dengan proses idividu tersebut dapat berhubungan dengan orang lain. biasanya dipengaruhi oleh lingkungannya, seperti keluarga, teman, masyarakat, dan sekolah. Sikap dari masing-masing lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya. Apabila lingkungan menghargainya, maka individu tersebut akan menghargai dirinya sendiri. Mereka juga seringkali tidak mampu untuk beradaptasi secara penuh dalam kegiatan anak-anak seusianya, terutama dalam kelompok sosial yang sifatnya lebih resmi.
  5. Hambatan kepribadian, merupakan suatu hambatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan dari kepribadian individu tersebut. Pada individu tunadaksa masalah kepribadian sebenarnya hampir sama dengan masalah yang dialami oleh anak normal lainnya. Namun dalam hal ini tunadaksa merupakan suatu variabel psikologik yang berarti. Biasanya kepribadian tunadaksa akan lebih sulit terlihat karena mereka akan lebih bersifat tertutup dengan orang lain. (Psikologi Anak Luar Biasa, 103-111)